Komando Pusat Amerika Serikat (CENTCOM) pada Jumat (30/8) mengatakan operasi gabungan pasukan Amerika dan Irak berhasil menewaskan 15 anggota ISIS di Irak barat.
Serangan tersebut menargetkan para pemimpin ISIS dan dilakukan pada Kamis pagi. CENTCOM menyatakan di platform media sosial X bahwa serangan itu mengakibatkan tewasnya 15 anggota ISIS tanpa adanya indikasi korban sipil yang menjadi korban.
CENTCOM mengatakan anggota ISIS “dipersenjatai dengan berbagai senjata, granat, dan sabuk peledak ‘bunuh diri.’ Pernyataan itu juga menyebutkan pasukan Irak terus “mengeksploitasi lebih lanjut lokasi yang diserbu.” Informasi ini hanya menyebutkan bahwa operasi tersebut terjadi di “Irak Barat.”
“ISIS tetap menjadi ancaman bagi kawasan, sekutu kita, serta tanah air kita. CENTCOM Amerika bersama koalisi kita dan mitra Irak, akan terus secara agresif mengejar para teroris ini,” tambahnya.
Operasi tersebut dilakukan saat Baghdad dan Washington menggelar dialog mengenai keberadaan pasukan koalisi anti-jihadis di Irak.
Meskipun Irak menyatakan niat untuk menarik semua pasukannya, belum ada jadwal pasti yang dipublikasikan.
Amerika Serikat memiliki sekitar 2.500 tentara di Irak dan 900 di Suriah sebagai bagian dari koalisi internasional dalam melawan kelompok ISIS.
Pasukan koalisi menghadapi puluhan serangan menggunakan pesawat nirawak dan roket di Irak dan Suriah. Kekerasan yang meletus akibat perang Israel-Hamas di Gaza sejak awal Oktober mendorong kelompok bersenjata yang didukung Iran untuk aktif di seluruh Timur Tengah.
Musim dingin lalu, Perlawanan Islam Irak, sebuah koalisi kelompok yang didukung Iran, mengklaim melakukan sekitar 175 serangan roket dan pesawat nirawak terhadap pasukan Amerika di Irak dan Suriah.
Pasukan Amerika melakukan beberapa serangan balasan terhadap faksi militan ini di kedua negara.
Serangan pada Kamis terjadi kurang dari seminggu setelah pasukan Amerika membunuh seorang pemimpin senior kelompok militan yang terafiliasi dengan Al-Qaeda di Suriah. [ah/ft]