Amerika Serikat (AS) pada Sabtu (24/8) memperingatkan tentang kemungkinan bencana lingkungan di Laut Merah setelah pemberontak Houthi menyerang kapal tanker minyak di lepas pantai Yaman.
Kapal Sounion yang berbendera Yunani diserang pada Rabu di lepas pantai kota pelabuhan Hodeida yang dikuasai pemberontak. Houthi yang didukung Iran mengklaim berhasil menyerang kapal tersebut dengan pesawat nirawak atau drone, dan rudal.
Badan maritim UKMTO pada Jumat (23/8) melaporkan adanya tiga kebakaran yang terlihat di kapal tersebut, sementara sebuah video yang dirilis oleh Houthi di media sosial diduga juga menunjukkan insiden tiga ledakan di kapal itu.
Kapal sepanjang 274 meter itu baru saja berangkat dari Irak dan sedang dalam perjalanan menuju pelabuhan dekat Athena, membawa muatan 150.000 ton minyak mentah.
“Serangan berkelanjutan Houthi berpotensi menyebabkan tumpahan satu juta barel minyak ke Laut Merah, jumlah yang empat kali lipat dari bencana Exxon Valdez,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (24/8).
Tumpahan minyak Exxon Valdez pada 1989 mengakibatkan 257.000 barel minyak tumpah di sepanjang pantai Alaska.
“Sementara awak kapal telah dievakuasi, pihak Houthi sepertinya bertekad untuk menenggelamkan kapal dan muatannya ke laut,” kata Miller.
BACA JUGA : Cara Daftar Akun Di Situs Okewla Sangat Mudah
Awak kapal Sounion, yang terdiri dari 23 warga Filipina dan dua warga Rusia, berhasil diselamatkan oleh salah satu kapal yang sedang menjalankan misi Aspides Uni Eropa.
Misi angkatan laut tersebut juga mengingatkan bahwa kapal tak berawak itu merupakan “bahaya bagi navigasi dan lingkungan.”
Pemberontak Houthi terus melakukan penyerangan terhadap pelayaran internasional pada November. Mereka mengatakan tindakan itu dilakukan sebagai bentuk solidaritas terhadap Gaza di tengah perang Israel-Hamas.
Pada Maret, tanker Rubymar yang berbendera Belize dan dioperasikan oleh Lebanon menjadi kapal pertama yang diserang oleh Houthi untuk ditenggelamkan selama konflik tersebut.
Rubymar tenggelam di Laut Merah dengan membawa 21.000 metrik ton pupuk amonium fosfat sulfat.
Kapal pengangkut barang curah milik Yunani yang berbendera Liberia, Tutor, juga tenggelam pada Juni setelah diserang oleh Houthi.
Banyak pelaut tewas atau terluka dalam serangan itu. Tindakan Houthi tersebut juga sangat mengganggu lalu lintas pengiriman barang global.
“Melalui serangan ini, Houthi secara jelas menunjukkan bahwa mereka berniat menghancurkan industri perikanan dan ekosistem regional yang menjadi sumber mata pencaharian utama bagi warga Yaman dan masyarakat lain di wilayah tersebut,” kata Miller pada Sabtu (24/8).
“Kami menyerukan Houthi untuk segera menghentikan tindakan ini dan mendesak negara-negara lain untuk melangkah maju guna membantu mencegah bencana lingkungan ini,” tambahnya. [ah/ft]