Militer Ukraina, Selasa (16/4), mengatakan pihaknya telah menghancurkan sembilan drone udara yang digunakan Rusia untuk melakukan serangan semalam, manerget sejumlah wilayah di negara itu.
Angkatan Udara Ukraina mengatakan, penyergapan terhadap drone dilakukan di wilayah Kherson, Mykolaiv, Khmelnytskyi, Poltava, Cherkasy dan Dnipropetrovsk.
Tidak ada laporan terkait kerusakan ataupun luka-luka dari sisa-sisa drone yang jatuh.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy mendesak kepada sekutu Baratnya pada Senin untuk menunjukkan “persatuan” yang sama terhadap Ukraina, seperti yang telah mereka lakukan kepada Israel, ketika negara-negara itu menggagalkan serangan udara Iran terhadap Israel.
Dalam sebuah unggahan di Telegram, Zelenskyy berterimakasih kepada para sekutu yang telah memberikan bantuan pertahanan udara lebih banyak kepada Ukraina, tetapi juga mengatakan bahwa “intensitas serangan Rusia membutuhkan persatuan yang lebih luas” sebagaimana yang mereka tunjukkan dalam pertahanan bagi Israel.
“Upaya yang sama mungkin dilakukan dalam mempertahankan Ukraina, dimana, seperti juga Israel, juga bukan anggota NATO, dari teror,” lanjut dia.
Dia mendesak sebuah “kemauan politik” dari sekutu-sekutu Ukraina, seiring kondisi kekurangan amunisi yang dialami negara itu dan keputusasaan untuk memiliki lebih banyak pertahanan udara guna menangkis serangan Rusia,
RUU Bantuan US
Ketua DPR AS, Mike Johnson mengumumkan pada Senin bahwa DPR akan mempertimbangkan sebuah RUU untuk menyediakan tambahan bantuan militer bagi Ukraina.
Presiden Joe Biden telah memperjuangkan paket bantuan senilai $95 miliar yang termasuk sekitar $60 miliar untuk Ukraina, sebagai bantuan tambahan bagi Israel dan negara-negara lain.
Upaya tersebut telah diloloskan Senat yang dikontrol Partai Demokrat, tetapi Johnson telah menolak membawanya untuk pemungutan suara di DPR.
Johnson mengatakan pada Senin bahwa DPR akan mempertimbangkan RUU yang terpisah bagi bantuan untuk Israel, Ukraina dan sekutu-sekutu Indo-Pasifik, begitu juga keamanan perbatasan di dalam negeri.
Banyak anggota parlemen dari Partai Republik, khususnya yang bersekutu dekat dengan mantan Presiden Donald Trump, yang skeptis terkait upaya membantu Ukraina dalam perjuangannya melawan Rusia, sangat menentang pengiriman miliaran dolar dana tambahan lagi ke Ukraina.